Senin, 28 Maret 2011

Cara Mencangkok



Mencangkok:
Mencangkok adalah suatu perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar tumbuh ketika masih berada di pohon induk.

Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:
  • Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
  • Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.
Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:
  • Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
  • Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang.
  • Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
  • Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:
  • Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
  • Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.
Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:
  • Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
  • Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang.
  • Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
  • Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

Media untuk mencangkok bisa menggunakan cocopit atau serbuk sabut kelapa ataupun cacahan sabut kelapa. Dapat pula digunakan campuran kompos dengan tanah (1:1). Waktu pelaksanaan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, sehingga cangkokan tidak akan kekeringan.
a.Tehnik mencangkok secara konvensional (biasa dilakukan)
  • Pilih cabang yang sehat dan kuat atau sudah berkayu.
  • Ukuran diameternya sekitar 0,5-2 cm.
  • Cabang kemudian disayat dengan pisau secara melingkar dan dibuat memanjang ke bawah sepanjang 3-5 cm atau dua kali diameter cabang.
  • Kemudian kulitnya dikelupas sehingga bagian kambium. Kambium dihilangkan dengan cara dikerik dengan mata pisau sampai bersih atau kering.
  • Setelah dikerik pada keratan bagian atas diolesi ataupun tanpa diolesi dengan hormon tumbuh atau pupuk Urea yang dicairkan.
  • Siapkan kantong plastik yang sudah dibelah sehingga membentuk lembaran atau sabut kelapa melingkar menyelubungi batang di bagian bawah keratan. Posisi lembaran plastik menghadap ke arah bawah, kemudian diikat dengan tali plastik atau rafia. Balik posisi kantong plastik ke arah berlawanan/keatas, sehingga akan diperoleh ikatan taliplastik di dalam kantong plastik (ikatan bagian bawah tidak kelihatan dari luar).
  • Selanjutnya bekas sayatan ditutup dengan media cangkok.
  • Ikat bagian atas plastik.
  • Cangkokan dirawat dengan cara disiram secara rutin agar tidak kering atau diposisi atas cangkokan diberi kantong plastik berisi air dengan satu lubang sekecil jarum untuk irigasi tetes. Biasanya setelah 2-3 bulan pada cangkokan yang berhasil akan tumbuh akar.
  • Apabila akar sudah memenuhi media, hasil cangkokan berhasil. Daun pada cabang terlihat segar. Cangkokan sudah bisa dipotong atau disapih dari induknya. Pemotongan cangkokan yang sudah tumbuh ini dilakukan dengan menggunakan gergaji di bawah ikatan cangkok.
  • Setelah dipotong dari induknya sebagian daun dikurangi untuk menghindari penguapan yang berlebihan. Potong 1/2 – 1/3 helai daun dari seluruh daun yang ada dengan gunting stek. Plastik pembungkus media dilepaskan. Setelah itu cangkok disemaikan dalam polybag.
  • Sebagai media cangkok di polybag bisa digunakan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1: 2. Selanjutnya polybag ditempatkan di tempat yang terlindung sampai cangkokan menjadi segar kembali. Setelah cukup besar cangkokan bisa dipindah ke lahan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar